Selasa, 19 Februari 2013

Renungan Masa Prapaskah




Bertobatlah dan Percaya Kepada Injil


         
            Masa prapaskah kembali hadir ditengah - tengah kita, ditandai dengan pemberian abu di dahi pada hari raya Rabu Abu yang lalu. Masa prapaskah lebih mengajak kita untuk bertobat dan menyesali segala dosa serta kekurangan yang pernah kita lakukan. Dari jaman ke jaman bangsa- bangsa di Israel telah diingatkan akan pentingnya makna pertobatan. Dijaman Nuh, Allah telah memperingatkan manusia pada jaman itu agar bertobat, namun mereka tidak menggubrisnya sehingga Allah memusnahkan hampir seluruh makluk yang ada di bumi. Begitu pula pada jaman Yunus, Yunus di utus Allah untuk memperingatkan warga Niniwe agar bertobat dan akhirnya semua penduduk niniwe bahkan raja kota pun bertobat hingga murka Allah pun reda.

            Pada jaman ini gerejalah yang mengajarkan dan mengingatkan kita akan makna dari pertobatan. Gereja sama halnya seperti lembaga keagamaan yang lain juga menganjurkan tentang praktek berpuasa dan bermati raga. Puasa dan mati raga kita lakukan untuk meredam sedikit saja dari berbagai nafsu duniawi yang tidak pernah bisa kita kendalikan. Manusia memang kuat dan berkuasa atas segala sesuatu yang ada di dunia ini, bahkan berkuasa atas sesamanya, namun nafsu manusia jauh lebih besar dan berkuasa atas dirinya sendiri. Jika kita tidak mampu mengendalikan berbagai nafsu maka kita akan semakin jauh dari Tuhan. Kita semakin jauh dari kerajaan Allah, padahal Yesus sering mengatakan bahwa kerajaan Allah itu sudah dekat.

            Semua orang dari berbagai masa sejak dari jaman Yesus sampai sekarang banyak yang bertanya-tanya, di manakah kerajaan Allah yang akan datang itu? Mengapa sampai sekarang pun bahkan Yesus sudah ribuan tahun yang lalu terangkat ke surga namun dia belum juga datang sebagai raja di tengah kita seperti yang kita nanti-nantikan? Mari sedikit kita melihat menggunakan kacamata iman kita, kerajaan Allah tidak harus datang langsung lalu memenuhi bumi kita dan menggantinya dengan semua yang baru yang berkaitan dengan surga. Itu hanyalah alam khayalan kita yang membayangkan seolah-olah bumi ini akan diganti oleh kerajaan Allah. Karena kalau seperti itu kerajaan Allah bakal rusak dan hancur lama kelamaan akibat dari sifat manusia yang serakah.

            Di dunia kita sekarang kerajaan Allah bisa hadir saat kita merasakan kedamaian, merasakan kasih, dan sukacita, keluarga kita menjadi damai, masyarakat menjadi masyarakat yang manusiawi yang saling menghargai dan bangsa menjadi hormat dan bermartabat. Namun di Indonesia hal seperti di atas sepertinya masih jauh dari bangsa ini. Negara dengan praktek korupsi dan ketidak jujuran yang sangat tinggi, sudah tersusun rapi dari berbagai oknum dan sudah di biasakan sejak bangku pendidikan dimana anak-anak sekolah terbiasa mencontek dan bersikap tak jujur untuk mengejar nilai semata. Ini menandakan bangsa kita masih jauh dari kerajaan Allah.

            Namun kita sebagai orang beriman di tengah jaman yang carut marut ini, sudah memiliki pegangan dalam diri Yesus, Yesus berkata bahwa Bapa tidak akan memberi ular pada yang minta roti, dan Bapa akan membuka pintu jika kita mengetuknya. Memang seringkali kita berdoa tapi Tuhan seolah tidak mendengar dan masih tidak ada perubahan dari apa yang kita minta.Berangkat dari hal tersebut terlihat jelas bahwa doa kita memerlukan iman dan pengharapan, Yesus berkata jika iman kita sebesar biji sesawi saja kita bisa memindahkan gunung. Namun sebagai manusia memang hidup selalu di kuasai kecemasan, ketakutan, kekhawatiran akan apa yang terjadi dalam hidup kita. Rasul Petrus yang juga pemimpin para rasul juga mengalami saat-saat dia kurang percaya saat berjalan di atas air, namun Yesus menolongnya, begitu juga saat Yesus di tangkap, ia menyangkal Yesus karena takut bernasib seperti gurunya. Dalam dua sosok Yesus dan Petrus kita bisa melihat bagaimana jika sosok Allah yang tercermin dalam wajah Yesus bergumul dengan manusia (Petrus) seperti kita-kita ini.

            Kembali ke masa prapaskah yang sedang kita jalani saat ini, dimana kita harus memperbaiki sikap hati dan bertobat karena Yesus telah menghapus segala dosa kita. Banyak hal selain berpuasa dan mati raga yang bisa di lakukan untuk memperbaiki kualitas hidup sembari juga bertobat. Misalnya melalui APP dan PI. Melalui APP gereja mengajak para umatnya untuk saling berbagi dan bersedekah, dalam bacaan Injil hari raya rabu abu yang lalu Yesus juga berpesan tentang hal bersedekah. Kita di ajak untuk menjadi solider dan berbagi pada kaum miskin dan lemah. Tidak semua orang yang harus kita tolong adalah orang miskin,banyak orang menderita yang bukan hanya kekurangan materi semata, namun juga kurang kasih, kurang di perhatikan, tertekan dalam hidupnya karena suatu hal. Maka berangkat dari kenyataan-kenyataan tersebut kita harus mampu menjadi pelita bagi saudara-saudari kita yang sedang mengalami kegelapan dalam hidupnya.

            Selain APP salah satu bentuk merenungkan masa prapaskah ini adalah dengan pendalaman iman (PI). Dalam PI kita di ajak untuk lebih memahami makna pentingnya suatu pertobatan sejati, dimana kita akan lebih memperdalam pengetahuan kita akan kitab suci yang sering kita sepelekan dan kita anggap tidak penting dibanding dengan pekerjaan-pekerjaan dunia kita, sehingga kita menjadi malas dan enggan membacanya. Karena seringkali kita menganggap bahwa pekerjaan/karir kita itu lebih penting dari apapun, tanpa bekerja kita tidak bisa makan dan membeli kebutuhan hidup. Itu memang tidak salah, namun Allah menghendaki kita seimbang antara menjadi manusia yang duniawi dan manusia yang surgawi. Manusia duniawi adalah manusia yang dimana kita bekerja dan berusaha untuk memperoleh kesejahteraan hidup di dunia.
Sedang manusia surgawi adalah dimana kita berusaha untuk melakukan kehendak Allah agar kelak saat hidup kita beralih dari dunia kita bisa bersatu sendiri dengan Allah yang hidup.
Maka dari itu gereja pada masa pertobatan ini mengajak kita umatnya untuk PI agar kita juga bisa berkembang menjadi manusia surgawi dan tidak hanya menonjol sebagai manusia duniawi saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar