Selasa, 19 Februari 2013

BELAJAR DARI SANTO FRANSISKUS ASISI


                                   

Sebuah Kisah Inspiratif

            Tak kenal maka tak cinta, pepatah itu mungkin tepat untuk mengawali artikel ini.
Banyak diantara kita mungkin pernah mendengar nama Fransiskus Asisi, kebanyakan kita tahu nama Fransiskus karena nama ini seringkali dipergunakan sebagai nama babtis seseorang. Orang Italia biasanya memanggil nama ini Fransesco, di Inggris berubah menjadi Frank, di Spanyol dan Perancis ejaannya menjadi Frances. Kesimpulannya, nama ini amat popular dan mendunia karena orang suci yang kita bahas dalam artikel inilah yang berhasil membuat namanya menjadi banyak panutan dan teladan bagi banyak bangsa. Tapi apakah kita tahu asal usul Fransiskus yang satu ini? Kalau belum tahu mari kita simak kisahnya.
            Fransiskus Asissi dilahirkan pada tahun 1181 di kota Asisi dengan nama Fransesco Bernadone. Ayahnya bernama Pietro Bernadone seorang pedagang kain yang kaya raya, ibunya bernama Donna Pica berkebangsaan Prancis. Sejak muda Fransiskus banyak menghabiskan waktu  membaca buku-buku filsafat dan ilmu pasti alam, dikarenakan ayahnya yang kaya sanggup memberikan pendidikan nomor satu untuk anaknya dan ia juga lancar dalam membaca berbagai bahasa termasuk latin. Seperti kebanyakan anak orang kaya lainnya ia juga hobby bersenang-senang, minum-minum dan menghamburkan harta ayahnya bersama teman-temannya yang sesama anak kaum bangsawan. Namun, sejak muda ia sudah kecewa dengan keadaan dunia sekitarnya, ini tampak dalam kisah perjumpaannya dengan seorang pengemis. Saat ia sedang berkumpul bersama teman-temannya, datanglah seorang pengemis yang minta sedekah. Semua temannya tidak ada yang mempedulikan keberadaan pengemis itu, tapi Fransiskus malah memberi semua uang yang ada di kantongnya pada pengemis itu. Tak ayal seketika itu juga teman-temannya mengolok-oloknya dan ketika sampai di rumah ayahnya pun memarahinya karena malu atas sikap anaknya.
            Pada tahun 1201 ketika usianya menginjak 20 tahun ia bergabung dalam peperangan melawan pemberontak di Perugia. Ia tertangkap dan di tawan selama satu tahun hingga jatuh sakit. Pada saat itulah ia mendekatkan diri pada Sang Empunya Kehidupan. Setelah bebas ia menjadi berubah ia memutuskan untuk hidup miskin, ia pergi ke Roma dan memberikan jubahnya yang mahal pada pengemis, setelah itu ia ikut dengan pengemis itu pula untuk mengemis. Semua hasil mengemis selalu ia persembahkan ke dalam kotak persembahan di dalam gereja. Suatu hari saat ia usai mengikuti misa di gereja St. Damiano, Tuhan bersabda padanya :Fransiskus, perbaiki gereja-Ku yang hampir ambruk ini.” Segera saja ia pulang ke rumahnya lalu menjual kudanya serta setumpuk kain ayahnya yang mahal untuk membangun kembali gereja tua itu.


 Tak ayal lagi Tn Pietro marah sekali, ia mencoba menyadarkan anaknya, pertama dengan mengurungnya, lalu dengan hukuman badan dan terakhir mengancamnya saat Fransiskus lari pada Uskup Guido, yang merupakan uskup kota Asisi. Ia mengancam Fransiskus di hadapan uskup itu jika Fransiskus tidak mau pulang bersamanya, ia tidak akan mengakui Fransiskus sebagai anak dan otomatis tidak akan memberikan warisan apa-apa padanya. Mendengar itu, Fransiskus malah melepaskan jubah yang di terima dari ayahnya dan mulai saat itu ia menjadi gelandangan di sekitar bukit Asisi.
              Setelah peristiwa itu sekitar tahun 1209 ia terinspirasi oleh kutipan dari Injil Matius, 10:9. Yesus dalam Injil tersebut mengajarkan para pengikutnya bahwa mereka harus pergi dan memberitakan bahwa kerajaan Allah sudah dekat, mereka dilarang membawa uang, tongkat atau memakai sepatu. Ia memutuskan untuk menyerahkan diri pada kehidupan kemiskinan kerasulan. Memakai pakaian kasar, bertelanjang kaki dan pergi tanpa tongkat atau bekal sesuai dengan petunjuk Injil. Beberapa teman-teman sekotanya pun segera bergabung dengannya, dalam setahun jumlah mereka mencapai sebelas orang. Mereka tinggal di rumah kusta merawat orang sakit kusta, ada pula yang berkeliling ke daerah-daerah pegunungan untuk berkotbah sambil bernyanyi dan bergembira.
             Pada tahun 1209 Fransiskus memimpin para pengikutnya ke Roma untuk meminta ijin Paus guna mendirikan sebuah ordo keagamaan baru. Mula-mula Paus tidak begitu saja mau mengakuinya dan memberikan pengesahan. Baru pada tahun 1210 Fransiskus bersaudara sukses mendapat persetujuan dari Paus Innocent III. Kelompok ini mulai berkarya dengan menyediakan tempat untuk  melayani orang-orang sakit dan miskin, khotbah yang mengena dari para imam, dsb. Pada rentang tahun 1211-1213 mereka membuka rumah-rumah komunitas di Perugia, Pisa, Cartona, Florence, sedangkan komunitas mereka di pusatkan di Portiuncula Asisi.

                       
Salah satu komunitas Fransiskan di Indonesia


               


 Pada tahun 1214 mereka melakukan upaya upaya untuk mulai melaksanakan misi kepada kaum muslim. Pengutusan lima saudara ke Maroko (Africa) yang kemudian menjadi martir, serta perjalanan yang dilakukan Fransiskus sendiri ke berbagai Negara seperti Spanyol, Prancis dan Jerman untuk mendirikan biara di sana. Sayang ia jatuh sakit dan harus kembali tanpa mencapai tujuan. Pada masa perang salib kelima saat ia melakukan perjalanan ke Mesir dan Palestina ia berhasil mengkristenkan Sultan Al-Kamil dengan member bukti bahwa ia bersedia mati demi imannya. Setelah kembali ke Italia pada tahun 1220 terjadi pertikaian dalam ordonya, karena adanya perbedaan cara penghayatan dalam kemiskinan.
Namun, cara hidup Fransiskus ini telah menginspirasi St. Clara dari Asisi untuk mengikuti cara hidupnya. Kemudian ia mendirikan sebuah ordo yang mirip dengan ordo Fransiskan khusus untuk kaum hawa. Yang disebut suster-suster claris / ordo santa clara (OSC). Mereka kini juga telah hadir sampai di Indonesia.
             Akhirnya pada tanggal 3 0ktober 1226, Fransiskus pulang menghadap Bapa pada usia 45 tahun dengan membawa stigmata (Luka-luka Yesus) di tubuhnya. Santo Fransiskus adalah santo pelindung bagi para binatang dan lingkungan hidup. Pestanya di rayakan tiap tanggal 4 oktober.


Lukisan St Fransiskus Asisi




Keunikan dari St Fransiskus asisi


              Ada banyak cerita yang mengisahkan bagaimana St. Fransiskus asisi (1182-1226) dapat berkomunikasi dengan binatang-binatang dan menyatu dengan alam serta semua ciptaan. Berikut adalah beberapa kutipan cerita yang di tulis pertama kali oleh Thomas Celano pada abad 13.

Khotbah kepada burung, kelinci dan ikan

           Dikisahkan Fransiskus dan pengikutnya sedang menempuh perjalanan ke lembah Spoleto. Tiba-tiba ia melihat serombongan besar burung sedang berterbangan. Ia meninggalkan teman-temannya lalu mengejar rombongan burung itu dan menanti dengan sabar. Ketika burung itu hinggap di tempatnya masing-masing  Fransiskus bertanya kepada mereka apakah mau tinggal sejenak untuk mendengarkan sabda Tuhan. Lalu ia pun mulai berbicara pada burung-burung itu, “Saudara/I burung, hendaknya kalian senantiasa memuji dan mengasihi penciptamu selalu. Sebab ia telah memberimu sayap untuk terbang, bulu untuk mantel dan makananmu pun cukuplah. Tuhan-lah yang menjadikan udara yang halus bersih sebagai rumahmu, tanpa menabur atau menuai kalian mendapat bimbingan dan perlindungan dari Tuhan.
              Mendengar itu, burung-burung mulai mengepakkan sayap mereka, menjulurkan leher sambil berkicau, lalu bertebangan di sekitar Fransiskus. Fransiskus pun berjalan di tengah burung-burung yang terbang rendah itu lalu memberkati mereka dengan membuat tanda salib bagi mereka. Kemudian burung-burung itu mulai berterbangan kembali di udara meninggalkan Fransiskus sambil berkicau-kicau. Lalu Fransiskus pun mulai melanjutkan perjalananya kembali. Pada lain kesempatan ia juga pernah menghardik serombongan burung yang berisik sehingga menggangu misa di gereja. Anehnya burung-burung itu langsung tenang sampai misa usai.
               
St Fransiskus di tengah-tengah burung


                               
              Fransiskus tak hanya berkhotbah dan menasehati burung saja. Beberapa binatang lain pun juga di kisahkan perhah memperoleh wejangan darinya. Salah satunya kelinci. Suatu hari seorang rahibnya datang dan membawa seekor kelinci yang terjebak dalam perangkap. Ia menasehati kelinci itu dan memperingatinya supaya lebih berhati-hati pada waktu yang akan datang. Lalu di keluarkannya kelinci itu dan di lepaskannya. Tetapi kelinci itu kembali melompat ke pangkuan Fransiskus dan berharap boleh tinggal bersamanya. Kembali Fransiskus melepaskan kelinci itu dan mempersilahkannya pergi, namun lagi-lagi kelinci itu malah melompat ke pangkuan Fransiskus. Akhirnya ia meminta seorang rahibnya supaya membawa kelinci ini ke dalam hutan dan kelinci ini pun tak kembali.
              Ikan-ikan pun juga patuh dan setia pada Fransiskus. Pada suatu kesempatan ia memancing di danau bersama beberapa saudaranya, setiap kali ada ikan yang tertangkap ia akan melepaskan ikan itu kembali ke air sambil memperingatinya supaya berhati-hati agar tidak tertangkap lagi. Setelah di lepas ikan-ikan itu tidak langsung pergi tapi mendengarkan khotbahnya sampai selesai baru mereka pergi.

St Fransiskus dan serigala

              Mungkin inilah kisah St Fransiskus yang paling terkenal dan popular di kalangan rakyat Italia sampai sekarang ini adalah saat Ia menjinakkan seekor serigala yang meneror rakyat Gubbio sebuah desa di Italia. Ketika Fransiskus singgah di desa itu dalam pewartaan Injil dan ordonya ia mendapati seekor serigala yang amat ganas, ia tidak hanya memburu dan memangsa binatang ternak tapi juga manusia. Berkali-kali rakyat telah berbondong-bondong berusaha membunuhnya, tapi mereka yang pergi itu lenyap dan kocar-kacir karena serbuan yang ganas dan buas dari taring-taring serta kuku serigala itu. Rakyat pun hidup dengan penuh ketakutan sehingga tidak berani keluar dari tembok kota.
              Fransiskus yang iba kepada rakyat desa itu memutuskan untuk pergi mencari serigala itu. Penduduk melarangnya, namun Fransiskus amat yakin jika Tuhan pasti melindunginya. Ditemani oleh seorang rahibnya dan oleh beberapa petani Fransiskus di antar sampai ke luar tembok kota.Tetapi segera saja petani-petani itu beserta rahibnya merasa takut untuk meneruskan langkah kaki mereka untuk menemani Fransiskus. Fransiskus mulai berjalan seorang diri, tiba-tiba serigala itu muncul dengan rahangnya yang ternganga serta kuku yang tajam berlari hendak menerkamnya. Fransiskus membuat tanda salib kearah serigala itu dan dengan kuasa Tuhan serigala itu memperlambat larinya serta mengatupkan rahangnya. Kemudian Fransiskus berkata pada serigala itu : “Datanglah padaku, saudara serigala. Dalam nama Yesus, aku memerintahkan kamu untuk tidak menyakiti siapapun mulai saat ini.” Maka saat itu juga serigala itu menundukkan kepalanya dan berbaring di bawah kaki Fransiskus seperti seekor anak domba.
              Fransiskus menjelaskan pada serigala itu jika serigala telah menyakiti serta membunuh penduduk desa sehingga mereka menjadi takut. Kata Fransiskus pada serigala itu, “saudara serigala, aku ingin mengadakan perdamaian antara kamu dengan penduduk desa Gubbio. Mereka tidak akan menyakiti kamu lagi dan kamu juga tidak boleh menyakiti mereka. Semua kejahatanmu di masa lalu akan dihapuskan.” Serigala itu mengangguk-anggukkan kepalanya tanda setuju. Puncak dari peristiwa itu Fransiskus meminta serigala untuk berjanji padanya. Fransiskus mengulurkan tangannya, lalu serigala itu juga mengulurkan kaki depannya dan meletakkannya di atas tangan orang kudus itu. Lalu serigala itu mengikuti Fransiskus masuk ke dalam desa tanpa melawan sedikitpun.
                       
                       

              Ketika Fransiskus sampai kedalam desa semua warga menyambutnya dengan heran dan takjub. Fransiskus berkhotbah pada penduduk desa mengenai cinta kasih Tuhan yang ajaib dan besar, serta memanggil mereka semua untuk bertobat dari segala dosa-dosa mereka. Kemudian Fransiskus mendamaikan serigala dengan para penduduk desa. Penduduk berjanji bahwa mereka akan menyediakan makanan bagi serigala. Kemudian Fransiskus bertanya lagi pada serigala apakah ia mau hidup berdamai dengan syarat itu. Serigala mengangguk-anggukkan kepala sambil meletakkan tangannya kembali di atas tangan Fransiskus sebagai tanda ikatan perjanjian.
              Mulai saat itu serigala tinggal selama dua tahun lamanya diantara penduduk desa, pergi dari satu rumah ke rumah lain untuk meminta makanan. Serigala tidak menyakiti siapapun dan tak seorangpun menyakitinya. Bahkan anjing-anjing pun tidak menyalak lagi padanya. Sampai akhirnya serigala itu mati karena umurnya telah tua, penduduk desa Gubbio amatlah sedih sekali. Cara hidup serigala yang santun dan damai menjadi peringatan bagi mereka akan pengaruh, kesabaran, kekudusan serta teladan dari Fransiskus yang menjadi symbol nyata kekuasaan serta pemeliharaan Tuhan Allah yang hidup.


St Fransiskus mencintai semua ciptaan Tuhan

refleksi

              Marilah usai kita menyimak kisah dari St Fransiskus Asisi kita menggali kekayaan apa yang dapat kita peroleh untuk kita teladani dari kisah hidupnya. Banyak hal tentunya jika kita mau menyimak serta melihat namun kita lebih condong malas untuk merefleksikannya karena sering lebih dulu beranggapan “Ah, dia kan orang suci,santo kudus jelas tidak sama lha dengan saya yang orang biasa dan awam ini.” Begitu lha anggapan negative dari diri kita senantiasa menyerang agar mata hati kita menjadi tertutup untuk mau terbuka serta belajar dari orang-orang kudus Allah. Perlu kita tahu bahwa semua orang kudus tidak langsung menjadi kudus, mereka mulanya juga manusia biasa dan awam namun semangat mereka untuk mencari kerajaan Allah lah yang membuat mereka bisa menjadi berbeda dengan kita akhirnya.
              Paling kurang ada dua sampai tiga hal yang dapat kita teladani dari kisah hidup St Fransiskus Assisi, antara lain:

1.      Semangat Mencari Kerajaan Allah

St Fransiskus adalah anak orang kaya, namun ia merasa kering iman dan kurang puas dengan segala yang dimilikinya, bukan karena ia tamak seperti kita manusia. Namun Fransiskus merasa dunia ini tidak adil karena ia melihat bagaimana orang kaum borjuis (kaya) mendapat perlakuan nomor satu di dunia ini sedangkan orang miskin ditendang dan di abaikan.

Ini jelas terlihat dalam kisahnya tadi saat ia berjumpa dengan seorang pengemis saat berkumpul serta minum-minum bersama kawan-kawannya yang juga anak orang berduit. Ia merasa miris hatinya melihat orang miskin yang untuk mencari sesuap nasi saja susah namun sebagai orang kaya ia malah menghamburkan duitnya hanya untuk kesenangan duniawi seperti minum-minum bersama teman-temannya.

Sampai saat ini pun perlakuan dunia terhadap kaum papa tidak lah berubah, meskipun banyak orang kudus termasuk Fransiskus telah memberi contoh sepertinya mata hati kita tetap tumpul untuk meneladaninya walau hanya sedikit saja. Kita terlalu sombong untuk mau terjun dan datang kepada orang-orang papa serta gelandangan yang ada di sekitar kita.

Kita mungkin hanya mengeluh tentang kesusahan kita sendiri. Tentang rasa makanan di rumah yang kurang enak kita mengeluh dan ngomel, padahal  di luar rumah kita jutaan orang terpaksa menelan makanan basi karena himpitan ekonomi. Atau kita yang mengeluh karena merasa tidak puas dengan kehidupan kita saat ini, sadarilah bahwa bayi-bayi dari penderita AIDS hanya dapat melihat dunia maksimal 6 tahun saja.

Fransiskus mengajarkan pada kita untuk tidak terjebak pada harta materi saja, namun lebih dari itu kita di ajak olehnya untuk mencari harta abadi yang di janjikan oleh Yesus yang tidak akan rusak oleh ngengat, atau di curi oleh maling. Bukan berarti kita tidak boleh kaya, namun marilah
kekayaan yang kita punya juga kita dermakan serta bagikan supaya dapat menjadi berkat dan sukacita bagi sesama. Itulah yang terasa amat sukar untuk kita lakukan, jutaan alasan senantiasa mengajak kita agar kita benar-benar menyimpan baik-baik semua harta duniawi yang kita kumpulkan susah payah siang malam.

Fransiskus seorang yang kaya, namun ia tidak takut untuk mau melepaskan kekayaannya itu, ia tidak takut di hina karena di pandang bodoh oleh sesamanya. Yesus sendiri berpesan dalam Injil Matius, 6:33
“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah maka semuanya itu akan di tambahkan padamu.” Namun jangan menyangka uang melulu yang akan di tambahkan oleh Tuhan pada kita, melainkan pemahaman, serta kecintaan akan sabdanya yang hidup, yang akhirnya dapat membuat kita makin mengerti dan menyadari bahwa memang benar di dunia ini bukan hanya harta duniawi saja yang harus kita kejar melainkan juga harta ilahi.

2.      Semangat Melayani Sesama

Menyadari bahwa segala hartanya membuat ia merasa berat hati untuk melayani sesama, karena tidak mungkin dengan statusnya sebagai orang kaya ia dapat masuk ke tengah-tengah penderitaan kaum papa. Maka tanpa  adanya keraguan ia melepas semuanya itu dan hidup miskin agar dapat terjun langsung dan merasakan bagaimana kaum miskin serta Yesus sendiri hidup pada jamannya.

Ini jelas tampak saat ayahnya berusaha menyadarkannya akan statusnya sebagai kaum borjuis (kaya) dengan mengancam tidak akan mengakui anak serta tidak akan memberi warisan apa-apa. Jika di lihat dari kacamata kita orang jaman sekarang tindakan itu jelas sebuah kebodohan karena ia sudah memiliki segalanya namun di tolak begitu saja. Jika kita menganggap ini suatu kebodohan maka Yesus pun telah melakukan suatu kebodohan dengan menerima hukuman di salib. Namun perlu kita sadari di balik anggapan kita bahwa itu semua merupakan suatu kebodohan terkandung suatu makna pelayanan yang begitu luar biasa, mereka mau melayani sesama dengan cara masing-masing. Fransiskus dengan bergaul serta berjuang dengan kaum papa serta membuat ordo pelayan kaum miskin dan Yesus melayani kita untuk menghapus segala dosa kita di hadapan Bapa-Nya dengan wafatnya di salib.

Jika sudah seperti ini pasti kita lagi-lagi menggerutu dalam hati, “mereka kan orang kudus jadi tolong ya tidak usah di bandingkan dengan saya yang awam ini.” Sekali lagi saya katakan bahwa semua orang kudus tidak langsung terlahir seperti itu, mereka juga bergulat dengan berbagai



kesusahan pada jamannya masing-masing seperti halnya kita saat ini. Namun perbuatan serta tindakannya selama hidup lah yang membuat mereka di pandang sebagai orang kudus pada akhirnya. So, untuk menjadi orang kudus tidak lah mustahil bagi kita pada jaman ini asal perbuatan kita berguna serta menyelamatkan orang banyak mungkin setelah meninggal kelak kita juga akan di pandang sebagai orang kudus oleh sesama kita.

3.      Semangat Merasul di tengah Sesama

Jika mendengar kata merasul bayangan pertama orang jaman sekarang pasti mengarah pada hidup membiara. Memang bisa di bilang istilah merasul pada jaman ini lebih tepat jika di sebut dengan menjadi kaum rohaniwan (imam, bruder, suster, rahib). Dengan adanya tenaga-tenaga dari kaum seperti inilah gereja kita dapat terarah dengan benar kepada sabda Allah sendiri. Namun seiring perkembangan jaman panggilan hidup membiara juga mulai pudar, kehidupan biara yang ketat dan tertutup dari dunia luar membuat kaum muda enggan untuk masuk di dalamnya. Apalagi bagi anak-anak orang kaya, “masuk biara? Mau di bawa kemana harta warisanku kelak jika anakku masuk biara?” Pemikiran-pemikiran seperti inilah yang membuat hampir tidak adanya anak orang kaya yang hidup membiara. Yang banyak hanya anak-anak dari pedalaman pulau timur yang memilih panggilan hidup membiara.

Namun, bukankah Fransiskus yang seorang kaya pun mau hidup miskin kemudian ia sendiri mendirikan ordo keagamaan saudara hina dina Fransiskan yang pada jaman ini lebih beken dengan singkatan (OFM).
Karena kecintaannya pada Tuhan dan sesama melebihi segalanya bahkan harta serta kedua orang tuanya sendiri, ia rela untuk mengabdikan hidupnya bagi Tuhan di tengah masyarakat dengan hidup membiara bersama rekan-rekannya dalam ordo yang ia dirikan sendiri.

Jika dilihat dari kacamata orang tua, sikap seperti Fransiskus ini bisa disebut anak yang tidak berbakti dan tidak tahu balas budi, bahkan bisa di bilang Fransiskus adalah anak yang durhaka karena berani melawan sampai menolak kedua orang tuanya. Hal ini di sebabkan oleh kecintaannya yang besar kepada Yesus sang Guru. Bukankah Yesus dalam Injil Matius,12:48 berkata “Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?” Berangkat dari sikap Yesus itulah Fransiskus sampai berani menolak kedua orang tuanya pula untuk hidup merasul diantara kaum papa.

Sekarang bagi kita sekalian, apakah kita sudah memiliki semangat untuk hidup merasul seperti Fransiskus? Tidak selalu merasul harus hidup membiara, karena tidak semua dari kita mendapat rahmat panggilan dari Tuhan untuk bekerja di ladang anggur-Nya. Namun, apakah kita sudah pernah berusaha untuk meringankan penderitaan sesama sekecil apapun tindakan kita itu. Misalnya saja, saat mendengar berita bencana alam di berbagai daerah, mungkin hanya mulut kita yang spontan berkata “kasihan ya mereka.” Syukur kalau masih ingat berucap demikian, ada yang langsung mengganti channel TV nya sambil menggerutu “bosan, kok berita bencana alam terus. Yang penting jangan di daerah saya saja supaya toko saya tidak kenapa-kenapa dan terus menghasilkan banyak uang.” Sikap egois seperti inilah yang hendaknya kita kikis dari hati kita. Jika mendapati peristiwa bencana seperti itu maka hendaknya kita bergerak dengan memberi bantuan apalagi jika bencana terjadi dekat dengan daerah domisili kita. Jika jauh atau kita terlalu tua untuk terjun ke lapangan cukuplah uang atau sumbangan kita lah yang datang menyapa mereka. Perlu kita sadari bahwa tidak ada orang yang menjadi miskin karena memberi, orang menjadi miskin karena berfoya-foya dan bersenang-senang. Marilah kita berbagi kasih dengan sesama seperti yang telah diteladankan oleh St Fransiskus Assisi dan Yesus sendiri.


Tuhan, jadikanlah aku pembawa damai
Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cinta kasih
Bila terjadi penghinaan,jadikanlah aku pembawa pengampunan
Bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku pembawa kerukunan
Bila terjadi kesesatan, jadikanlah aku pembawa kebenaran
Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa kepastian
Bila terjadi keputus asaan, jadikanlah aku pembawa harapan
Bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang
Bila terjadi kesedihan, jadikanlah aku pembawa sukacita

Jember, Oktober 2010
                                                                        Kritik saran via email rzlkurniawan0@gmail.com
                                                                                                Apple productions 10

god bless u

17 komentar:

  1. Marilah pemuda-pemudi belajar dari seorang pemuda yang luar bisa yaitu santo fransiskus asisi agar menjadi pemimpin dan fasilitaor yang hebat termiakasih untuk web sehinggga saya bisa termotivasi untuk belajar dari santo fransisikus semoga saya menjadi orang yang seperti sato franssiskus deee...I love fransiskus.

    BalasHapus
  2. Sangat menyentuh dan inspiratif riwayat Santo Fransiskus Asisi..ini.... banyak yang bisa kita teladani.... Semoga banyak dari kita yang bisa mengambil manfaatnya.....

    BalasHapus
  3. nice``...
    saya sangat suka dengan cerita hidup fransiskus
    ini sangat berguna bagi kehidupan saya

    BalasHapus
  4. Bagus kisahnya sangat inspiratif mari kita pakai sebagai salah satu idola di jaman yq sangat materialistis ini

    BalasHapus
  5. Bagus kisahnya sangat inspiratif mari kita pakai sebagai salah satu idola di jaman yq sangat materialistis ini

    BalasHapus
  6. Buku buku tentang pransiskus asisi bisa dapat di mana ya? Mohon bantuannya

    BalasHapus
  7. Selalu bersyukur bahwa hingga detik ini masih diberi rahmat kesetiaan untuk menjadi seorang fransiskan. Walau masih sangat jauh dari idealnya Bapa Serafik St. Fransiskus Asisi

    BalasHapus
  8. apakah benar Sultan Al-Kamil menjadi seorang Kristen?

    BalasHapus
  9. Semoga kita makin diteguhkan dan terbuka hati menghidupi semangat St.Fransiskus Asisi.

    SELAMAT unt Para Pater, Bruder OFM
    Semoga semangat St.Fransiskus Asisi Tumbuh dan berkembang dlm pengabdiannya

    BalasHapus
  10. Trimakasih banyak atas kiat2 luar biasa yang Engkau berikan kepada melalui artikel singkat ini

    BalasHapus
  11. Mohon dukungan doa untuk saya sudah 5 tahun sakit stroke dan insomnia. Terima kasih. Melchior Suroso

    BalasHapus
  12. Semoga saya lebih bisa menjadi pribadi yang baik seperti St Fransiskus. Cinta kasihnya akan Tuhan , juga tata cara hidupnya yang amat baik., Amat berpengaruh dalam diri saya saat membacanya ( doanya amat bagus )

    Dan semoga bisa berbagi juga dengan yang lain. Seperti St. Fransiskus dari Asisi. Tuhan memberkati kita semua. Amin.Terimakasih yang sudah menyusun artikel ini.

    BalasHapus
  13. Dari seluruh kisa Santo Fransiskus Asisi membuat kita menjadi sempurna dalam melaksanakan tugas panggilan masing masing bagi sesama

    BalasHapus
  14. Gambling in Vegas | MapYRO
    Gambling in 서귀포 출장샵 Vegas 익산 출장샵 is easy! Find 군산 출장마사지 information for Gambling in Vegas, Nevada. Casino; Map; Map; 태백 출장안마 Map; FAQ; FAQ; 창원 출장마사지 Contact Us

    BalasHapus