Sebuah
Kisah Inspiratif
Banyak diantara
kita mungkin pernah mendengar nama Fransiskus Asisi, kebanyakan kita tahu nama
Fransiskus karena nama ini seringkali dipergunakan sebagai nama babtis
seseorang. Orang Italia biasanya memanggil nama ini Fransesco, di Inggris
berubah menjadi Frank, di Spanyol dan Perancis ejaannya menjadi Frances.
Kesimpulannya, nama ini amat popular dan mendunia karena orang suci yang kita
bahas dalam artikel inilah yang berhasil membuat namanya menjadi banyak panutan
dan teladan bagi banyak bangsa. Tapi apakah kita tahu asal usul Fransiskus yang
satu ini? Kalau belum tahu mari kita simak kisahnya.
Fransiskus Asissi dilahirkan pada
tahun 1181 di kota Asisi dengan nama Fransesco Bernadone. Ayahnya bernama
Pietro Bernadone seorang pedagang kain yang kaya raya, ibunya bernama Donna
Pica berkebangsaan Prancis. Sejak muda Fransiskus banyak menghabiskan
waktu membaca buku-buku filsafat dan
ilmu pasti alam, dikarenakan ayahnya yang kaya sanggup memberikan pendidikan
nomor satu untuk anaknya dan ia juga lancar dalam membaca berbagai bahasa
termasuk latin. Seperti kebanyakan anak orang kaya lainnya ia juga hobby
bersenang-senang, minum-minum dan menghamburkan harta ayahnya bersama
teman-temannya yang sesama anak kaum bangsawan. Namun, sejak muda ia sudah
kecewa dengan keadaan dunia sekitarnya, ini tampak dalam kisah perjumpaannya
dengan seorang pengemis. Saat ia sedang berkumpul bersama teman-temannya,
datanglah seorang pengemis yang minta sedekah. Semua temannya tidak ada yang
mempedulikan keberadaan pengemis itu, tapi Fransiskus malah memberi semua uang
yang ada di kantongnya pada pengemis itu. Tak ayal seketika itu juga
teman-temannya mengolok-oloknya dan ketika sampai di rumah ayahnya pun
memarahinya karena malu atas sikap anaknya.
Pada tahun 1201 ketika usianya
menginjak 20 tahun ia bergabung dalam peperangan melawan pemberontak di
Perugia. Ia tertangkap dan di tawan selama satu tahun hingga jatuh sakit. Pada
saat itulah ia mendekatkan diri pada Sang Empunya Kehidupan. Setelah bebas ia
menjadi berubah ia memutuskan untuk hidup miskin, ia pergi ke Roma dan memberikan
jubahnya yang mahal pada pengemis, setelah itu ia ikut dengan pengemis itu pula
untuk mengemis. Semua hasil mengemis selalu ia persembahkan ke dalam kotak
persembahan di dalam gereja. Suatu hari saat ia usai mengikuti misa di gereja
St. Damiano, Tuhan bersabda padanya :Fransiskus,
perbaiki gereja-Ku yang hampir ambruk ini.” Segera saja ia pulang ke
rumahnya lalu menjual kudanya serta setumpuk kain ayahnya yang mahal untuk
membangun kembali gereja tua itu.
Tak ayal lagi Tn Pietro marah
sekali, ia mencoba menyadarkan anaknya, pertama dengan mengurungnya, lalu
dengan hukuman badan dan terakhir mengancamnya saat Fransiskus lari pada Uskup
Guido, yang merupakan uskup kota Asisi. Ia mengancam Fransiskus di hadapan
uskup itu jika Fransiskus tidak mau pulang bersamanya, ia tidak akan mengakui
Fransiskus sebagai anak dan otomatis tidak akan memberikan warisan apa-apa
padanya. Mendengar itu, Fransiskus malah melepaskan jubah yang di terima dari
ayahnya dan mulai saat itu ia menjadi gelandangan di sekitar bukit Asisi.
Setelah peristiwa itu sekitar tahun 1209 ia terinspirasi oleh kutipan
dari Injil Matius, 10:9. Yesus dalam Injil tersebut mengajarkan para
pengikutnya bahwa mereka harus pergi dan memberitakan bahwa kerajaan Allah
sudah dekat, mereka dilarang membawa uang, tongkat atau memakai sepatu. Ia
memutuskan untuk menyerahkan diri pada kehidupan kemiskinan kerasulan. Memakai
pakaian kasar, bertelanjang kaki dan pergi tanpa tongkat atau bekal sesuai
dengan petunjuk Injil. Beberapa teman-teman sekotanya pun segera bergabung
dengannya, dalam setahun jumlah mereka mencapai sebelas orang. Mereka tinggal
di rumah kusta merawat orang sakit kusta, ada pula yang berkeliling ke
daerah-daerah pegunungan untuk berkotbah sambil bernyanyi dan bergembira.
Pada tahun 1209 Fransiskus memimpin para
pengikutnya ke Roma untuk meminta ijin Paus guna mendirikan sebuah ordo
keagamaan baru. Mula-mula Paus tidak begitu saja mau mengakuinya dan memberikan
pengesahan. Baru pada tahun 1210 Fransiskus bersaudara sukses mendapat persetujuan
dari Paus Innocent III. Kelompok ini mulai berkarya dengan menyediakan tempat
untuk melayani orang-orang sakit dan
miskin, khotbah yang mengena dari para imam, dsb. Pada rentang tahun 1211-1213
mereka membuka rumah-rumah komunitas di Perugia, Pisa, Cartona, Florence,
sedangkan komunitas mereka di pusatkan di Portiuncula Asisi.
Salah satu komunitas Fransiskan di
Indonesia
Pada tahun 1214 mereka melakukan upaya upaya
untuk mulai melaksanakan misi kepada kaum muslim. Pengutusan lima saudara ke
Maroko (Africa) yang kemudian menjadi martir, serta perjalanan yang dilakukan
Fransiskus sendiri ke berbagai Negara seperti Spanyol, Prancis dan Jerman untuk
mendirikan biara di sana. Sayang ia jatuh sakit dan harus kembali tanpa
mencapai tujuan. Pada masa perang salib kelima saat ia melakukan perjalanan ke
Mesir dan Palestina ia berhasil mengkristenkan Sultan Al-Kamil dengan member
bukti bahwa ia bersedia mati demi imannya. Setelah kembali ke Italia pada tahun
1220 terjadi pertikaian dalam ordonya, karena adanya perbedaan cara penghayatan
dalam kemiskinan.
Namun, cara hidup Fransiskus ini telah menginspirasi St. Clara dari
Asisi untuk mengikuti cara hidupnya. Kemudian ia mendirikan sebuah ordo yang
mirip dengan ordo Fransiskan khusus untuk kaum hawa. Yang disebut suster-suster
claris / ordo santa clara (OSC). Mereka kini juga telah hadir sampai di
Indonesia.
Akhirnya pada tanggal 3 0ktober 1226,
Fransiskus pulang menghadap Bapa pada usia 45 tahun dengan membawa stigmata
(Luka-luka Yesus) di tubuhnya. Santo Fransiskus adalah santo pelindung bagi
para binatang dan lingkungan hidup. Pestanya di rayakan tiap tanggal 4 oktober.
Lukisan St Fransiskus Asisi
Keunikan
dari St Fransiskus asisi
Ada banyak cerita
yang mengisahkan bagaimana St. Fransiskus asisi (1182-1226) dapat berkomunikasi
dengan binatang-binatang dan menyatu dengan alam serta semua ciptaan. Berikut
adalah beberapa kutipan cerita yang di tulis pertama kali oleh Thomas Celano
pada abad 13.
Khotbah kepada burung, kelinci dan
ikan
Dikisahkan Fransiskus dan
pengikutnya sedang menempuh perjalanan ke lembah Spoleto. Tiba-tiba ia melihat
serombongan besar burung sedang berterbangan. Ia meninggalkan teman-temannya
lalu mengejar rombongan burung itu dan menanti dengan sabar. Ketika burung itu
hinggap di tempatnya masing-masing
Fransiskus bertanya kepada mereka apakah mau tinggal sejenak untuk
mendengarkan sabda Tuhan. Lalu ia pun mulai berbicara pada burung-burung itu,
“Saudara/I burung, hendaknya kalian senantiasa memuji dan mengasihi penciptamu
selalu. Sebab ia telah memberimu sayap untuk terbang, bulu untuk mantel dan
makananmu pun cukuplah. Tuhan-lah yang menjadikan udara yang halus bersih
sebagai rumahmu, tanpa menabur atau menuai kalian mendapat bimbingan dan
perlindungan dari Tuhan.
Mendengar itu,
burung-burung mulai mengepakkan sayap mereka, menjulurkan leher sambil berkicau,
lalu bertebangan di sekitar Fransiskus. Fransiskus pun berjalan di tengah
burung-burung yang terbang rendah itu lalu memberkati mereka dengan membuat
tanda salib bagi mereka. Kemudian burung-burung itu mulai berterbangan kembali
di udara meninggalkan Fransiskus sambil berkicau-kicau. Lalu Fransiskus pun
mulai melanjutkan perjalananya kembali. Pada lain kesempatan ia juga pernah
menghardik serombongan burung yang berisik sehingga menggangu misa di gereja.
Anehnya burung-burung itu langsung tenang sampai misa usai.
St Fransiskus di tengah-tengah burung
Fransiskus tak hanya
berkhotbah dan menasehati burung saja. Beberapa binatang lain pun juga di
kisahkan perhah memperoleh wejangan darinya. Salah satunya kelinci. Suatu hari
seorang rahibnya datang dan membawa seekor kelinci yang terjebak dalam
perangkap. Ia menasehati kelinci itu dan memperingatinya supaya lebih
berhati-hati pada waktu yang akan datang. Lalu di keluarkannya kelinci itu dan
di lepaskannya. Tetapi kelinci itu kembali melompat ke pangkuan Fransiskus dan
berharap boleh tinggal bersamanya. Kembali Fransiskus melepaskan kelinci itu
dan mempersilahkannya pergi, namun lagi-lagi kelinci itu malah melompat ke
pangkuan Fransiskus. Akhirnya ia meminta seorang rahibnya supaya membawa
kelinci ini ke dalam hutan dan kelinci ini pun tak kembali.
Ikan-ikan pun juga
patuh dan setia pada Fransiskus. Pada suatu kesempatan ia memancing di danau
bersama beberapa saudaranya, setiap kali ada ikan yang tertangkap ia akan
melepaskan ikan itu kembali ke air sambil memperingatinya supaya berhati-hati
agar tidak tertangkap lagi. Setelah di lepas ikan-ikan itu tidak langsung pergi
tapi mendengarkan khotbahnya sampai selesai baru mereka pergi.
St Fransiskus dan serigala
Mungkin inilah kisah
St Fransiskus yang paling terkenal dan popular di kalangan rakyat Italia sampai
sekarang ini adalah saat Ia menjinakkan seekor serigala yang meneror rakyat
Gubbio sebuah desa di Italia. Ketika Fransiskus singgah di desa itu dalam
pewartaan Injil dan ordonya ia mendapati seekor serigala yang amat ganas, ia
tidak hanya memburu dan memangsa binatang ternak tapi juga manusia.
Berkali-kali rakyat telah berbondong-bondong berusaha membunuhnya, tapi mereka
yang pergi itu lenyap dan kocar-kacir karena serbuan yang ganas dan buas dari
taring-taring serta kuku serigala itu. Rakyat pun hidup dengan penuh ketakutan
sehingga tidak berani keluar dari tembok kota.
Fransiskus yang iba
kepada rakyat desa itu memutuskan untuk pergi mencari serigala itu. Penduduk
melarangnya, namun Fransiskus amat yakin jika Tuhan pasti melindunginya.
Ditemani oleh seorang rahibnya dan oleh beberapa petani Fransiskus di antar
sampai ke luar tembok kota.Tetapi segera saja petani-petani itu beserta
rahibnya merasa takut untuk meneruskan langkah kaki mereka untuk menemani
Fransiskus. Fransiskus mulai berjalan seorang diri, tiba-tiba serigala itu muncul
dengan rahangnya yang ternganga serta kuku yang tajam berlari hendak
menerkamnya. Fransiskus membuat tanda salib kearah serigala itu dan dengan
kuasa Tuhan serigala itu memperlambat larinya serta mengatupkan rahangnya.
Kemudian Fransiskus berkata pada serigala itu : “Datanglah padaku, saudara
serigala. Dalam nama Yesus, aku memerintahkan kamu untuk tidak menyakiti
siapapun mulai saat ini.” Maka saat itu juga serigala itu menundukkan kepalanya
dan berbaring di bawah kaki Fransiskus seperti seekor anak domba.
Fransiskus
menjelaskan pada serigala itu jika serigala telah menyakiti serta membunuh
penduduk desa sehingga mereka menjadi takut. Kata Fransiskus pada serigala itu,
“saudara serigala, aku ingin mengadakan perdamaian antara kamu dengan penduduk
desa Gubbio. Mereka tidak akan menyakiti kamu lagi dan kamu juga tidak boleh
menyakiti mereka. Semua kejahatanmu di masa lalu akan dihapuskan.” Serigala itu
mengangguk-anggukkan kepalanya tanda setuju. Puncak dari peristiwa itu
Fransiskus meminta serigala untuk berjanji padanya. Fransiskus mengulurkan
tangannya, lalu serigala itu juga mengulurkan kaki depannya dan meletakkannya
di atas tangan orang kudus itu. Lalu serigala itu mengikuti Fransiskus masuk ke
dalam desa tanpa melawan sedikitpun.
Ketika Fransiskus
sampai kedalam desa semua warga menyambutnya dengan heran dan takjub. Fransiskus
berkhotbah pada penduduk desa mengenai cinta kasih Tuhan yang ajaib dan besar,
serta memanggil mereka semua untuk bertobat dari segala dosa-dosa mereka.
Kemudian Fransiskus mendamaikan serigala dengan para penduduk desa. Penduduk
berjanji bahwa mereka akan menyediakan makanan bagi serigala. Kemudian
Fransiskus bertanya lagi pada serigala apakah ia mau hidup berdamai dengan
syarat itu. Serigala mengangguk-anggukkan kepala sambil meletakkan tangannya
kembali di atas tangan Fransiskus sebagai tanda ikatan perjanjian.
Mulai saat itu
serigala tinggal selama dua tahun lamanya diantara penduduk desa, pergi dari
satu rumah ke rumah lain untuk meminta makanan. Serigala tidak menyakiti
siapapun dan tak seorangpun menyakitinya. Bahkan anjing-anjing pun tidak
menyalak lagi padanya. Sampai akhirnya serigala itu mati karena umurnya telah
tua, penduduk desa Gubbio amatlah sedih sekali. Cara hidup serigala yang santun
dan damai menjadi peringatan bagi mereka akan pengaruh, kesabaran, kekudusan
serta teladan dari Fransiskus yang menjadi symbol nyata kekuasaan serta
pemeliharaan Tuhan Allah yang hidup.
St Fransiskus mencintai semua ciptaan Tuhan
refleksi
Marilah usai kita
menyimak kisah dari St Fransiskus Asisi kita menggali kekayaan apa yang dapat
kita peroleh untuk kita teladani dari kisah hidupnya. Banyak hal tentunya jika
kita mau menyimak serta melihat namun kita lebih condong malas untuk
merefleksikannya karena sering lebih dulu beranggapan “Ah, dia kan orang
suci,santo kudus jelas tidak sama lha dengan saya yang orang biasa dan awam
ini.” Begitu lha anggapan negative dari diri kita senantiasa menyerang agar
mata hati kita menjadi tertutup untuk mau terbuka serta belajar dari
orang-orang kudus Allah. Perlu kita tahu bahwa semua orang kudus tidak langsung
menjadi kudus, mereka mulanya juga manusia biasa dan awam namun semangat mereka
untuk mencari kerajaan Allah lah yang membuat mereka bisa menjadi berbeda
dengan kita akhirnya.
Paling kurang ada
dua sampai tiga hal yang dapat kita teladani dari kisah hidup St Fransiskus
Assisi, antara lain:
1. Semangat
Mencari Kerajaan Allah
St Fransiskus adalah
anak orang kaya, namun ia merasa kering iman dan kurang puas dengan segala yang
dimilikinya, bukan karena ia tamak seperti kita manusia. Namun Fransiskus
merasa dunia ini tidak adil karena ia melihat bagaimana orang kaum borjuis
(kaya) mendapat perlakuan nomor satu di dunia ini sedangkan orang miskin
ditendang dan di abaikan.
Ini jelas terlihat dalam
kisahnya tadi saat ia berjumpa dengan seorang pengemis saat berkumpul serta
minum-minum bersama kawan-kawannya yang juga anak orang berduit. Ia merasa
miris hatinya melihat orang miskin yang untuk mencari sesuap nasi saja susah
namun sebagai orang kaya ia malah menghamburkan duitnya hanya untuk kesenangan
duniawi seperti minum-minum bersama teman-temannya.
Sampai saat ini pun
perlakuan dunia terhadap kaum papa tidak lah berubah, meskipun banyak orang
kudus termasuk Fransiskus telah memberi contoh sepertinya mata hati kita tetap
tumpul untuk meneladaninya walau hanya sedikit saja. Kita terlalu sombong untuk
mau terjun dan datang kepada orang-orang papa serta gelandangan yang ada di
sekitar kita.
Kita mungkin hanya
mengeluh tentang kesusahan kita sendiri. Tentang rasa makanan di rumah yang
kurang enak kita mengeluh dan ngomel, padahal di luar rumah kita jutaan orang terpaksa
menelan makanan basi karena himpitan ekonomi. Atau kita yang mengeluh karena
merasa tidak puas dengan kehidupan kita saat ini, sadarilah bahwa bayi-bayi
dari penderita AIDS hanya dapat melihat dunia maksimal 6 tahun saja.
Fransiskus mengajarkan
pada kita untuk tidak terjebak pada harta materi saja, namun lebih dari itu
kita di ajak olehnya untuk mencari harta abadi yang di janjikan oleh Yesus yang
tidak akan rusak oleh ngengat, atau di curi oleh maling. Bukan berarti kita
tidak boleh kaya, namun marilah
kekayaan yang kita
punya juga kita dermakan serta bagikan supaya dapat menjadi berkat dan sukacita
bagi sesama. Itulah yang terasa amat sukar untuk kita lakukan, jutaan alasan
senantiasa mengajak kita agar kita benar-benar menyimpan baik-baik semua harta
duniawi yang kita kumpulkan susah payah siang malam.
Fransiskus seorang
yang kaya, namun ia tidak takut untuk mau melepaskan kekayaannya itu, ia tidak
takut di hina karena di pandang bodoh oleh sesamanya. Yesus sendiri berpesan
dalam Injil Matius, 6:33
“Tetapi carilah dahulu
Kerajaan Allah maka semuanya itu akan di tambahkan padamu.” Namun jangan
menyangka uang melulu yang akan di tambahkan oleh Tuhan pada kita, melainkan
pemahaman, serta kecintaan akan sabdanya yang hidup, yang akhirnya dapat
membuat kita makin mengerti dan menyadari bahwa memang benar di dunia ini bukan
hanya harta duniawi saja yang harus kita kejar melainkan juga harta ilahi.
2. Semangat
Melayani Sesama
Menyadari bahwa segala
hartanya membuat ia merasa berat hati untuk melayani sesama, karena tidak
mungkin dengan statusnya sebagai orang kaya ia dapat masuk ke tengah-tengah
penderitaan kaum papa. Maka tanpa adanya
keraguan ia melepas semuanya itu dan hidup miskin agar dapat terjun langsung
dan merasakan bagaimana kaum miskin serta Yesus sendiri hidup pada jamannya.
Ini jelas tampak saat
ayahnya berusaha menyadarkannya akan statusnya sebagai kaum borjuis (kaya)
dengan mengancam tidak akan mengakui anak serta tidak akan memberi warisan
apa-apa. Jika di lihat dari kacamata kita orang jaman sekarang tindakan itu
jelas sebuah kebodohan karena ia sudah memiliki segalanya namun di tolak begitu
saja. Jika kita menganggap ini suatu kebodohan maka Yesus pun telah melakukan
suatu kebodohan dengan menerima hukuman di salib. Namun perlu kita sadari di
balik anggapan kita bahwa itu semua merupakan suatu kebodohan terkandung suatu
makna pelayanan yang begitu luar biasa, mereka mau melayani sesama dengan cara
masing-masing. Fransiskus dengan bergaul serta berjuang dengan kaum papa serta
membuat ordo pelayan kaum miskin dan Yesus melayani kita untuk menghapus segala
dosa kita di hadapan Bapa-Nya dengan wafatnya di salib.
Jika sudah seperti ini
pasti kita lagi-lagi menggerutu dalam hati, “mereka kan orang kudus jadi tolong
ya tidak usah di bandingkan dengan saya yang awam ini.” Sekali lagi saya katakan
bahwa semua orang kudus tidak langsung terlahir seperti itu, mereka juga
bergulat dengan berbagai
kesusahan pada jamannya
masing-masing seperti halnya kita saat ini. Namun perbuatan serta tindakannya
selama hidup lah yang membuat mereka di pandang sebagai orang kudus pada
akhirnya. So, untuk menjadi orang
kudus tidak lah mustahil bagi kita pada jaman ini asal perbuatan kita berguna serta menyelamatkan orang banyak
mungkin setelah meninggal kelak kita juga akan di pandang sebagai orang kudus
oleh sesama kita.
3. Semangat
Merasul di tengah Sesama
Jika mendengar kata
merasul bayangan pertama orang jaman sekarang pasti mengarah pada hidup
membiara. Memang bisa di bilang istilah merasul pada jaman ini lebih tepat jika
di sebut dengan menjadi kaum rohaniwan (imam, bruder, suster, rahib). Dengan
adanya tenaga-tenaga dari kaum seperti inilah gereja kita dapat terarah dengan
benar kepada sabda Allah sendiri. Namun seiring perkembangan jaman panggilan
hidup membiara juga mulai pudar, kehidupan biara yang ketat dan tertutup dari
dunia luar membuat kaum muda enggan untuk masuk di dalamnya. Apalagi bagi
anak-anak orang kaya, “masuk biara? Mau di bawa kemana harta warisanku kelak
jika anakku masuk biara?” Pemikiran-pemikiran seperti inilah yang membuat
hampir tidak adanya anak orang kaya yang hidup membiara. Yang banyak hanya
anak-anak dari pedalaman pulau timur yang memilih panggilan hidup membiara.
Namun, bukankah
Fransiskus yang seorang kaya pun mau hidup miskin kemudian ia sendiri
mendirikan ordo keagamaan saudara hina dina Fransiskan yang pada jaman ini
lebih beken dengan singkatan (OFM).
Karena kecintaannya
pada Tuhan dan sesama melebihi segalanya bahkan harta serta kedua orang tuanya
sendiri, ia rela untuk mengabdikan hidupnya bagi Tuhan di tengah masyarakat
dengan hidup membiara bersama rekan-rekannya dalam ordo yang ia dirikan
sendiri.
Jika dilihat dari
kacamata orang tua, sikap seperti Fransiskus ini bisa disebut anak yang tidak
berbakti dan tidak tahu balas budi, bahkan bisa di bilang Fransiskus adalah
anak yang durhaka karena berani melawan sampai menolak kedua orang tuanya. Hal
ini di sebabkan oleh kecintaannya yang besar kepada Yesus sang Guru. Bukankah Yesus
dalam Injil Matius,12:48 berkata “Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?”
Berangkat dari sikap Yesus itulah Fransiskus sampai berani menolak kedua orang
tuanya pula untuk hidup merasul diantara kaum papa.
Sekarang bagi kita
sekalian, apakah kita sudah memiliki semangat untuk hidup merasul seperti
Fransiskus? Tidak selalu merasul harus hidup membiara, karena tidak semua dari
kita mendapat rahmat panggilan dari Tuhan untuk bekerja di ladang anggur-Nya.
Namun, apakah kita sudah pernah berusaha untuk meringankan penderitaan sesama
sekecil apapun tindakan kita itu. Misalnya saja, saat mendengar berita bencana
alam di berbagai daerah, mungkin hanya mulut kita yang spontan berkata “kasihan ya mereka.” Syukur
kalau masih ingat berucap demikian, ada yang langsung mengganti channel TV nya
sambil menggerutu “bosan, kok berita bencana alam terus. Yang penting jangan di
daerah saya saja supaya toko saya tidak kenapa-kenapa dan terus menghasilkan
banyak uang.” Sikap egois seperti inilah yang hendaknya kita kikis dari hati
kita. Jika mendapati peristiwa bencana seperti itu maka hendaknya kita bergerak
dengan memberi bantuan apalagi jika bencana terjadi dekat dengan daerah
domisili kita. Jika jauh atau kita terlalu tua untuk terjun ke lapangan
cukuplah uang atau sumbangan kita lah yang datang menyapa mereka. Perlu kita sadari
bahwa tidak ada orang yang menjadi miskin karena memberi, orang menjadi miskin
karena berfoya-foya dan bersenang-senang. Marilah kita berbagi kasih dengan
sesama seperti yang telah diteladankan oleh St Fransiskus Assisi dan Yesus
sendiri.
Tuhan, jadikanlah aku pembawa damai
Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa
cinta kasih
Bila terjadi penghinaan,jadikanlah aku pembawa
pengampunan
Bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku
pembawa kerukunan
Bila terjadi kesesatan, jadikanlah aku pembawa
kebenaran
Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku
pembawa kepastian
Bila terjadi keputus asaan, jadikanlah aku
pembawa harapan
Bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa
terang
Bila terjadi kesedihan, jadikanlah aku pembawa
sukacita
Jember,
Oktober 2010
Kritik
saran via email rzlkurniawan0@gmail.com
Apple
productions 10
god bless u
I love frans
BalasHapusMarilah pemuda-pemudi belajar dari seorang pemuda yang luar bisa yaitu santo fransiskus asisi agar menjadi pemimpin dan fasilitaor yang hebat termiakasih untuk web sehinggga saya bisa termotivasi untuk belajar dari santo fransisikus semoga saya menjadi orang yang seperti sato franssiskus deee...I love fransiskus.
BalasHapusSangat menyentuh dan inspiratif riwayat Santo Fransiskus Asisi..ini.... banyak yang bisa kita teladani.... Semoga banyak dari kita yang bisa mengambil manfaatnya.....
BalasHapusnice``...
BalasHapussaya sangat suka dengan cerita hidup fransiskus
ini sangat berguna bagi kehidupan saya
Bagus kisahnya sangat inspiratif mari kita pakai sebagai salah satu idola di jaman yq sangat materialistis ini
BalasHapusBagus kisahnya sangat inspiratif mari kita pakai sebagai salah satu idola di jaman yq sangat materialistis ini
BalasHapusBuku buku tentang pransiskus asisi bisa dapat di mana ya? Mohon bantuannya
BalasHapusSelalu bersyukur bahwa hingga detik ini masih diberi rahmat kesetiaan untuk menjadi seorang fransiskan. Walau masih sangat jauh dari idealnya Bapa Serafik St. Fransiskus Asisi
BalasHapusapakah benar Sultan Al-Kamil menjadi seorang Kristen?
BalasHapusSemoga kita makin diteguhkan dan terbuka hati menghidupi semangat St.Fransiskus Asisi.
BalasHapusSELAMAT unt Para Pater, Bruder OFM
Semoga semangat St.Fransiskus Asisi Tumbuh dan berkembang dlm pengabdiannya
Trimakasih banyak atas kiat2 luar biasa yang Engkau berikan kepada melalui artikel singkat ini
BalasHapusMohon dukungan doa untuk saya sudah 5 tahun sakit stroke dan insomnia. Terima kasih. Melchior Suroso
BalasHapusSemoga saya lebih bisa menjadi pribadi yang baik seperti St Fransiskus. Cinta kasihnya akan Tuhan , juga tata cara hidupnya yang amat baik., Amat berpengaruh dalam diri saya saat membacanya ( doanya amat bagus )
BalasHapusDan semoga bisa berbagi juga dengan yang lain. Seperti St. Fransiskus dari Asisi. Tuhan memberkati kita semua. Amin.Terimakasih yang sudah menyusun artikel ini.
Guddd
BalasHapusDari seluruh kisa Santo Fransiskus Asisi membuat kita menjadi sempurna dalam melaksanakan tugas panggilan masing masing bagi sesama
BalasHapusI Lv Santo Fransiskus Asisi.
BalasHapusGambling in Vegas | MapYRO
BalasHapusGambling in 서귀포 출장샵 Vegas 익산 출장샵 is easy! Find 군산 출장마사지 information for Gambling in Vegas, Nevada. Casino; Map; Map; 태백 출장안마 Map; FAQ; FAQ; 창원 출장마사지 Contact Us